Bahasa Indonesia Lisan Ragam Pidato.
A. PENDAHULUAN
Peranan pidato ,ceramah ,penyajian penjelasan lisan keada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan dating. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan ga gasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini,yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dipergunakan untuk kemajuan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang l ebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya,kahlian bicara itu dapat pula menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
Tiap pendengar pasti datang dengan suatu motif tertentu. Motif atau sikap pendengar itu sebenarnya meruakan suatu kristalisasi yang telah terjadi dalam dirinya melalui pendidikan,pengalaman, dan pengaruh lingkungannya. Sebab itu sudah seharusnya bahwa disamping keharusan untuk mengetahui factor-faktor umum, pembicara harus mengetahui pula motif-motif yang sudah mengalami kristalisasi dalam hidup mereka itu. Dengan menghubungkan gagasan-gagasan yang terdapat dalam pokok pembicaraannya dengan sikap hidup para pendengar pembicara sudah mengamankan suatu segi yang harus diperhatikan yaitu mencari tahu apa yang menjadi perhatian mereka.Diantaranya :
Ø Sikap Pendengar : Dalam garis besarnya sikap para pendengar akan lahir dalam satu bentuk menaruh perhatian, atau sama sekali apatis terhadap topiknya, Sebaliknya terhadap pembicara sendiri,para pendengar dapat mengambil sikap bersahabat,bermusuhan, dan sikap angkuh.
Ø Sikap Apatis : Selalu timbul bila pendengar tidak melihat adanya hubungan antara pokok pembicaraan dan kepentingan atau persoalan hidup mereka.
Ø Sikap bersahabat,bermusuhan atau angkuh ditentukan oleh sika mereka terhadap pembicara sendiri,sejauh mana keintiman atau persahabatan mereka dengan pembicara,seberapa tinggi penghargaan mereka terhadap pembicara karena pengetahuan pembicara tentang topic yang dibawakan itu.
Disamping factor-faktor umum sebagai dikemukakan diatas, pembicara harus memperhatikan pula data-data khusus untuk lebih mendekatkan dirinya denga situasi pendengar yang sebenarnya. Data-data khusus tersebut meliputi :
Ø Pengetahuan pendengar mengenai topic yang dibawakan
Ø Minat dan keinginan pendengar : ada 4 motif pokok :
· Tiap orang cenderung untuk menjaga keselamatan diri sendiri, dan rindukan kesehatan jasmaniah;
· Tiap orang ingin menikmati kemerdekaan dan ingin bebas dari segala macam tekanan;
· Tiap orang rga membela diri dari ancaman manapun, dan sadar akan harga dirinya;
· Tiap orang ingin memperoleh kebahagiaan dan usia yang panjang.
Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat enyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar. Tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain misalnya : keberanian,tetai disamping itu ketenangan sikap di dean massa, sanggup mengadaka reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secra lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung.
B. ISI
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disamaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
Ø Dalam penyajian lisan perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
Ø Dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan, ia hatus mendengar seluruh uraian itu.
(i) Empat Metode Penyajian Oral :
a. Metode Improptu (serta-merta): metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Kesanggupan penyajian lisan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat,tetapi kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
b. Metode Menghafal : Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
c. Metode Naskah : Sifatnya masih agak kaku,sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar. Kekurangan meted ini dapat diperkecil dengan latihan-latihan yang intensif.
d. Metode Ekstemporan ( tanpa persiapan naskah) : Metode ini sangat dianjurkan karena meruakan jalan tengah. Kadang-kadang disipakan konsep naskah bila pemicara berusaha bersungguh-sunguh untuk menjawa semua pertanyaan.
(ii) Persiapan Penyajian Lisan
Dalam garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lsan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis.Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan dengan baik jauh sebelumnya.
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan,data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
- Meneliti Masalah : 1. Menentukan maksud
2. Menganalisa pendengar dengan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topic
- Menyusun Uraian : 4. Mengumpulkan bahan
5. membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
- Mengadakan Latihan: 7.melatih dengan suara nyaring
Perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam tiap kelompok, misalnya seorang pembicara yang diminta memberi sebuah ceramah dengan tidak ditentukan topic pembicaraan, akan berusaha pertama-tama menganalisa pendengar dan situasi, baru kemudian menentukan topic dan tujuannya.
(iii) Menentukan Maksud dan Topik
Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan lansung dilihat dan dialami pada waktu itu juga.
Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara haus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua,topic dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.
C. PENUTUP
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Dalam sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal kita harus Menciptakan suatu keadaan yang kondusif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar